KawanJariNews.com – Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa stok bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia secara umum masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini ia sampaikan usai rapat pembahasan kondisi pasokan energi yang baru saja digelar pemerintah.
“Stok BBM kita saat ini cukup untuk 18 sampai 21 hari ke depan. Artinya, tidak ada masalah serius dalam pasokan nasional, meskipun cadangan sudah mulai menipis dan harus menjadi perhatian bersama,” ujar Bahlil dalam keterangan pers, Jumat (19/9).
Dalam keterangannya, Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah telah memberikan kuota impor kepada pelaku usaha swasta, termasuk perusahaan seperti AKR, Vivo, Sel, dan BPAKR, sebesar 110% dibandingkan tahun 2024. Namun, kuota tersebut sering habis sebelum akhir tahun.
Untuk menjaga ketersediaan, pemerintah mendorong kolaborasi antara badan usaha swasta dengan Pertamina. “Kolaborasi ini berbasis bahan bakar murni (base fuel) sehingga mutu BBM tetap terjaga sesuai standar sebelum dicampur di tangki masing-masing SPBU,” jelasnya.
Bahlil menekankan pentingnya transparansi harga. Ia menyebut bahwa prinsip open book harus diterapkan agar harga BBM bisa dipantau secara adil. “Semua pihak harus terbuka, dan kesepakatan ini sudah disetujui. Teknis pelaksanaannya akan berjalan maksimal dalam tujuh hari ke depan,” katanya.
Terkait proses impor, Bahlil memastikan bahwa distribusi akan berjalan sesuai jadwal. Pemerintah juga menegaskan bahwa pengaturan pasokan dilakukan secara proporsional agar tidak terjadi kelebihan suplai. Harga BBM, lanjutnya, tetap mengacu pada harga minyak mentah dunia atau Indonesian Crude Price (ICP).
“Semua kegiatan harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Tidak boleh ada kenaikan harga yang tidak wajar. Pemerintah akan terus mengawasi agar pasar berjalan stabil,” tegasnya.Peran Pertamina dan Swasta
Bahlil juga menyoroti pentingnya peningkatan pelayanan Pertamina. Ia meminta manajemen perusahaan pelat merah itu untuk memperbaiki mutu layanan, meningkatkan kualitas produk, dan memperkuat citra perusahaan.
“Pertamina adalah BUMN perpanjangan tangan negara. Ia harus menjadi contoh dan mampu bersaing sehat dengan swasta,” ucapnya.
Selain itu, ia menekankan bahwa swasta juga perlu berkontribusi dalam pembangunan kilang minyak untuk mengurangi ketergantungan pada Pertamina semata.
Di akhir pernyataannya, Bahlil mengajak seluruh pihak untuk mendukung penguatan ketahanan energi nasional. “Dengan kolaborasi yang baik antara Pertamina dan swasta, serta keterlibatan masyarakat, kita yakin Indonesia mampu mengelola energi dengan lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya
Baca juga: Apakah Kebijakan Impor BBM Satu Pintu Benar-Benar Wajar?
Baca juga: Pemerintah Rombak Postur APBN 2026, Menkeu Purbaya Tegaskan Disiplin Fiskal Tetap Terjaga