KawanJariNews.com – Jakarta, 11 Oktober 2025 – Harga emas, baik emas batangan Antam maupun emas dunia di pasar spot, kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan ini dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global, fluktuasi nilai tukar dolar AS, dan meningkatnya permintaan terhadap emas sebagai aset aman (safe haven).
Tren kenaikan harga emas terus berlanjut hingga awal Oktober 2025. Berdasarkan data dari laman resmi PT Aneka Tambang (Antam), harga emas batangan 24 karat pada akhir September tercatat sekitar Rp2.239.000 per gram, sedangkan harga buyback berada di kisaran Rp2.087.000 per gram. Selisih antara harga jual dan buyback sebesar Rp152.000 per gram menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan oleh investor sebelum melakukan transaksi.
Bagi pembaca yang belum familiar, harga jual emas adalah harga yang ditetapkan Antam untuk konsumen yang ingin membeli emas batangan, sedangkan harga buyback adalah harga yang digunakan ketika konsumen ingin menjual kembali emas tersebut ke Antam. Perbedaan kedua harga ini disebut selisih atau spread, yang mencerminkan biaya transaksi dalam perdagangan emas.
Selisih ini memengaruhi waktu yang dibutuhkan investor untuk mencapai titik impas (break even point). Semakin kecil selisih antara harga jual dan buyback, maka semakin cepat pula nilai investasi emas dapat kembali seimbang dengan harga pasar. Sebaliknya, jika selisihnya besar, investor memerlukan waktu lebih lama agar nilai emas yang dimiliki bisa menutupi biaya selisih tersebut.
Kondisi ini menjadi salah satu pertimbangan utama bagi masyarakat yang ingin berinvestasi emas, karena memahami mekanisme harga jual dan buyback membantu dalam menentukan waktu terbaik untuk membeli atau menjual emas batangan.

Secara global, harga emas di pasar spot juga menunjukkan tren penguatan signifikan, menembus rekor tertinggi dalam sejarah. Kenaikan harga ini disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian ekonomi dunia, konflik geopolitik di Timur Tengah, dan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Amerika Serikat yang lebih longgar. Kondisi tersebut membuat emas kembali menjadi instrumen investasi pilihan utama bagi masyarakat.
Analis pasar modal menilai bahwa lonjakan harga emas saat ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor eksternal dan domestik. “Kekhawatiran terhadap inflasi global dan ketegangan geopolitik menjadi pemicu utama naiknya harga emas. Banyak investor beralih dari aset berisiko ke aset aman seperti emas,” ujar seorang analis komoditas dari Jakarta Futures Exchange, Jumat (10/10/2025).
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini (11 Oktober 2025):
Berdasarkan data resmi PT Aneka Tambang (Antam), berikut daftar harga lengkap emas batangan per 11 Oktober 2025 berdasarkan ukuran beratnya:
- Emas 0,5 gram: Rp1.199.500
- Emas 1 gram: Rp2.299.000
- Emas 2 gram: Rp4.538.000
- Emas 3 gram: Rp6.782.000
- Emas 5 gram: Rp11.270.000
- Emas 10 gram: Rp22.485.000
- Emas 25 gram: Rp56.087.000
- Emas 50 gram: Rp112.095.000
- Emas 100 gram: Rp224.112.000
- Emas 250 gram: Rp560.015.000
- Emas 500 gram: Rp1.119.015.000
- Emas 1.000 gram: Rp2.239.600.000
Meningkatnya harga emas memunculkan pertanyaan di kalangan masyarakat, apakah masih layak untuk membeli emas di tengah tren harga tinggi. Dalam konteks investasi, pemahaman terhadap dua komponen utama, harga beli dan harga buyback menjadi sangat penting. Jika selisihnya terlalu besar, potensi keuntungan akan lebih kecil, terutama bagi investor jangka pendek.
Data simulasi menunjukkan bahwa mereka yang membeli emas sejak awal tahun 2024 berpotensi memperoleh keuntungan hingga sekitar 85%, sementara pembelian pada akhir September 2025 justru berisiko mengalami kerugian tipis karena harga sudah berada di puncaknya. Hal ini menunjukkan bahwa investasi emas lebih cocok untuk jangka panjang, bukan sebagai instrumen spekulatif jangka pendek.
Selain itu, emas juga dinilai sebagai aset pelindung nilai terhadap inflasi. Dalam situasi ekonomi global yang fluktuatif, emas berfungsi menjaga stabilitas nilai kekayaan dan melindungi daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, para ekonom menyarankan agar masyarakat membeli emas secara bertahap dan tidak terburu-buru ketika harga sedang naik tinggi.
Secara keseluruhan, tren kenaikan harga emas yang mencapai rekor tertinggi menunjukkan bahwa logam mulia ini masih menjadi pilihan investasi yang aman. Namun, calon investor disarankan untuk memperhatikan perbedaan antara harga beli dan buyback, serta memiliki strategi investasi jangka panjang yang matang. Dengan pendekatan yang hati-hati, disiplin, dan berbasis data, investasi emas tetap berpotensi memberikan hasil positif dalam menjaga nilai kekayaan di masa depan.