KawanJariNews.com – Jakarta, 2 Oktober 2025 – Indonesia menegaskan peran aktifnya dalam penguatan ekonomi kawasan ASEAN melalui inisiatif Priority Economic Deliverables (PED) yang dibahas dalam pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ke-57 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sementara itu, Asian Development Bank (ADB) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi 4,9% akibat ketidakpastian perdagangan global dan tarif resiprokal Amerika Serikat.
Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ke-57 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, membahas berbagai strategi untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan, termasuk implementasi Priority Economic Deliverables (PED). PED merupakan rangkaian kesepakatan yang bertujuan meningkatkan rantai pasok, perdagangan, dan kerjasama ekonomi antarnegara anggota ASEAN.
Dari delapan capaian prioritas ekonomi ASEAN, salah satunya adalah deklarasi penguatan ASEAN Grove Corporation Council (ASEAN GCC) yang fokus pada peningkatan rantai pasok perdagangan serta dukungan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Indonesia menegaskan komitmennya untuk berpartisipasi aktif dalam implementasi strategi ini demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Asia Tenggara.
Wakil Menteri Perdagangan, Diah Roro S. Widya Putri, menjelaskan bahwa delapan strategi prioritas tersebut mencakup penghapusan hambatan perdagangan, penguatan kerjasama digital, pengembangan ekonomi hijau, dan sektor pariwisata. Menurutnya, langkah-langkah ini akan memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang kompetitif dan mampu bersaing di tingkat global.
Di sisi lain, laporan terbaru Asian Development Bank (ADB) menyebutkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan dari 5% menjadi 4,9% pada 2025, serta dari 5,1% menjadi 5% pada 2026. Penurunan ini dipengaruhi oleh ketidakpastian perdagangan global serta tingginya tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat, yang berdampak pada ekonomi negara berkembang di Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia.
ADB juga memproyeksikan inflasi Indonesia menurun dari 2% menjadi 1,7% pada 2025, dan tetap di level 2% pada 2026. Lembaga tersebut menilai bahwa belanja negara yang difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia dan pengentasan kemiskinan akan mendorong pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini dengan mengurangi hambatan investasi, meningkatkan produktivitas perusahaan, dan memperluas penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor. Strategi tersebut dinilai krusial agar Indonesia mampu menghadapi tantangan global sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Partisipasi Indonesia dalam PED menunjukkan komitmen negara ini untuk memperkuat integrasi ekonomi ASEAN, mendukung UMKM, dan meningkatkan daya saing regional. Sementara itu, proyeksi ADB menekankan pentingnya strategi pemerintah dalam menyesuaikan kebijakan fiskal dan investasi untuk menjaga stabilitas ekonomi menghadapi dinamika global. Perkembangan ini juga menjadi acuan bagi pelaku usaha dan investor dalam merencanakan strategi jangka menengah dan panjang.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan menyatakan akan terus mendorong pelaksanaan PED secara aktif, sekaligus memantau kondisi ekonomi global untuk menyesuaikan kebijakan dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. (Sumber: DX CHANNEL).
Baca juga: Pemerintah Tunda Penerapan Pajak Pedagang E-Commerce Demi Stabilitas Ekonomi
Baca juga: Alasan SPBU Swasta Menolak Membeli BBM dari Pertamina Meski Kehabisan Stok